Rabu, 22 Mei 2013

UPACARA PERNIKAHAN LOMBOK


Pernikahan Ala Lombok (Merarik)

Ø  Pernikahan ala Lombok (Merarik)
Tradisi merarik dalam budaya masyarakat suku Sasak diLombok, Nusa Tenggara Barat, hingga kini lebih banyak dipahami sebagai selarian (kawin lari). Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila tradisi merarik lebih banyak mendapat konotasi negatif sebagaimana pemahaman tentang kawin lari yang biasa dilakukan oleh pasangan remaja yang tidak mendapat restu dari orangtua.

Bahkan, akibat keluguan masyarakat Sasak yang menyederhanakan kata merarik dengan istilah memaling (mencuri), kesan negatif itu makin sulit dihindari. Meski ada juga tata cara perkawinan yang lain, seperti perjodohan dan melamar, pengertian merarik dengan konotasi negatif lebih banyak dikenal oleh masyarakat dari luar daerah.

Adalah keliru pandangan negatif terhadap tradisi merarik, karena dalam tradisi itu penuh dengan nilai yang mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan di Lombok, ungkap pemerhati budaya Sasak, Lalu Pharmanegara.

Pharmanegara mengatakan, dalam tradisi merarik seharusnya perempuan memiliki posisi yang sangat kuat dalam menentukan masa depannya. Tidak ada paksaan bagi perempuan untuk menentukan pilihannya.

Pemerhati budaya Sasak lainnya, M Yamin, mengatakan bahwa secara etimologis merarik berasal dari kata arik (adik). Dengan demikian, sebagai terminologi,merarik bermakna mengambil perempuan untuk dijadikan istri yang dalam keseharian suami memanggil arik terhadap istrinya.

Kesan negative merarik, menurut M Yamin, karena ia dilakukan diam-diam dan biasanya harus pada malam hari. Kalaupun bisa dilakukan siang hari, adat biasanya mengenakan konsekuensi tambahan.

Yamin mengatakan, dalam merarik, tidak begitu saja anak perempuan diambil dari rumah orangtuanya. Beberapa aturan adat harus dipenuhi, di antaranya yang mengambil harus orang lain, bukan calon suami. Yang ditugaskan mengambil pun bukan hanya kaum lelaki, tapi juga ada kaum perempuan yang akan menemani calon pengantin sampai proses merarik selesai.

Perempuan yang diambil pun tidak boleh dibawa langsung ke rumah calon suami, melainkan disembunyikan, atau dititipkan di rumah orang lain. Bahkan, supaya netral, perempuan yang di-ambil itu dititipkan di rumah tokoh masyarakat, seperti kepala kampung, kepala desa, dan sebagainya.

Upaya dan proses itu ditempuh adalah untuk menghindari kemungkinan pelanggaran adat dan agama. Dalam tradisi masyarakat Sasak, laki-perempuan yang akil-balik, saling pandang pun pantang, apalagi kontak fisik. Karenanya, dalam masa pacaran pun dikenal istilah subandar sebagai mediator kedua pihak

Ø  Proses Merarik
Nyongkolan merupakan acara sorong serah yang dimana pengantin laki-laki mendatangi rumah perempuan, kebiasaan acara nyongkolan ini diikuti oleh banyak orang karena pengantin laki-laki yang akan berkunjung kerumah sang perempuan harus dikawal oleh masyarakat banyak layaknya seorang raja dan ratu yang dikawal perajuritnya. Dengan mengenakan busana adat yang khas, pengantin dan keluarga yang ditemani oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat atau pemuka adat beserta sanak saudara, berjalan keliling desa atau dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai wanita. Tradisi ini juga merupakan sebuah bentuk "pengumuman" bahwa pasangan tersebut sudah resmi menikah.

Hingga saat ini, Nyongkolan masih tetap berlangsung Akan tetapi pada saat ini budaya nyongkolan ini sudah mulai memudar, hal ini disebabkan kurangnya kepedulian masyarakat akan budaya nyongkolan yang dimana budaya nyongkolan ini merupakan ciri khas budaya sasak. Salah satu penyebab kurangnya perhatian masyarakat akan budaya nyongkolan ini adalah budaya nyongkolan zaman dahulu berbeda dengan nyongkolan zaman sekarang, dimana nyongkolan zaman dulu tidak memerlukan biaya yang cukup banyak dan cukup dengan menggunakan tip dan memutar kaset cilokak (lagu asli sasak) sampai rumah sang permpuan, sedangkan nyongkolan zaman sekarang membutuhkan
biaya yang cukup banyak, karena acara nyongkolan harus di iringi oleh grup musik moderen atau tradisional seperti kecimol, gendang belek, dan ale-ale (aliran musik campuran moderen dan tradisional), walaupun demikian budaya nyongkolan sangat perlu dilestarikan oleh masyarakat karena budaya nyongkolan merupakan ciri khas pulau Lombok.

Disamping masyarakat, pemerintah juga harus ikutserta dalam melestarikan budaya nyongkolan walaupun dengan cara mengadakan berbagai macam acara-acara yang berkaitan dengan budaya agar ciri khas suatu daerah tetap terlihat dengan jelas, karena budaya merupakan aset yang dapat memberikan kontribusi bagi daerah.

Masyarakat yang akan melakukan nyongkolan semuanya memakai pakaian adat Lombok, yakni Busana Adat Sasak dalam perkembanganya dipengaruhi oleh  budaya Etnis Melayu, Jawa, Bali dan Bugis. Pengaruh dari berbagai etnis tersebut beralkulturasi menjadi satu dalam tampilan. Busana adat Sasak di berbagai lokus budaya/ sub etnik juga kita dapatkan berbagai bentuk variasi yang mencirikannya. Dikarenakan budaya Sasak bersendikan agama maka busana Sasak disesuikan dengan aturan agama yang dianut ( mayoritas orang Sasak ; pemeluk Islam). Pemakaian busana adat  dilakukan untuk kegiatan yang berkenaan dengan adat dengan tatacara yang beradat. Busana Adat berbeda dengan pakaian kesenian yang boleh memakai “sumping” , berkaca mata hitam, menggunakan pernik-pernik yang menyala keemasan. Dalam ketentuan dalam seminar dan lokakarya Pakain Adat Sasak yang dihadiri oleh para budayawan dan masyarakat adat, telah disepakati pedoman dasar busana adat sasak , jenis dan maknanya sebagai
 
A.      Busana Adat Sasaq laki-laki dan maknanya :
1.      Capuq/Sapuk ( batik, palung , songket) : Sapuk  merupakan mahkota bagi pemakainya sebagai tanda kejantanan  serta menjaga pemikiran dari hal-hal yang kotor dan sebagai  lambang penghormatan kepada Tuhan yang maha esa. Jenis dan cara penggunaan sapuq pada pakaian adat sasak tidak dibenarkan meniru cara penggunaan sapuq untuk ritual agama lain.
2.      Baju Godek Nongkek ( warna gelap ) : merupakan busana  pengaruh dari jawa merupakan adaptasi jas eropa sebagai  lambang keanggunan dan kesopanan. Modifikasi dilakukan  bagian belakang pegon agak terbuka untuk memudahkan  penggunaan keris. Bahan yang digunakan sebaiknya berwarna  polos tidak dibuat berenda-renda sebagaimana pakaian kesenian.
3.      Leang / dodot / tampet ( kain songket) : motif kain songket  dengan motif subahnale, keker, bintang empet dll ) bermakna  semangat dalam berkarya pengabdian kepada masyarakat.
4.      Kain dalam dengan wiron / cute : bahannya dari batik jawa  dengan motif tulang nangka atau kain pelung hitam. Dapat juga  digunakan pakain tenun dengan motif tapo kemalo dan songket dengan motif serat penginang .Hindari penggunaan kain putih polos dan merah . Wiron / Cute yang ujungnya sampai dengan mata kaki lurus kebumi bermakan sikap tawadduk-rendah hati.
5.      Keris : Penggunaan keris disisipkan pada bagian belakang  jika bentuknya besar dan bisa juga disisipkan pada bagian depan jika agak kecil. Dalam aturan pengunaan keris sebagai lambang adat muka keris ( lambe/gading) harus menghadap kedepan, jika  berbalik bermakna siap beperang atau siaga. Keris bermakna : kesatriaan - keberanian dalam mempertahankan martabat. Belakangan ini karena keris agak langka maka diperbolehkan juga  menyelipkan “pemaja” (pisau kecil tajam untuk meraut).
6.      Selendang Umbak ( khusus untuk para pemangku adat ): Umbak adalah sabuk gendongan yang dibuat dengan ritual khusus dalam keluarga sasak. Warna kain umbak putih merah dan hitam dengan panjang sampai dengan empat meter. Dihujung benang  digantungkan uang cina ( kepeng bolong). Umbak sebagai  pakaian adat hanya digunkan oleh para pemangku adat,
pengayom masyarakat. Umbak untuk busana sebagai lambang  kasih sayang dan kebijakan.

B.       Busana Adat Perempuan dan maknanya
1.      Pangkak : Mahkota pada wanita berupa hiasan emas berbentuk bunga-bunga yang disusun sedemikian rupa disela-sela konde.
2.      Tangkong : Pakaian sebagai lambang keanggunan dapat berupa  pakaian kebaya dan lambung dari bahan dengan warna cerah atau gelap dari  jenis kain beludru atau brokat. Dihindari penggunaan model yang  memperlihatkan belahan dada dan transparan .
3.      Tongkak : Ikat pinggang dari sabuk panjang yang dililitkan menutupi pinggang sebagai lambang kesuburan dan pengabdian
4.      Lempot : Berupa selendang/kain tenun panjang bercorak khas yang disampirkan di pundak kiri. Sebagai lambang kasih sayang.
5.      Kereng : Berupa kain tenun songket yang dililitkan dari pinggang sampai mata kaki sebagai lambang kesopanan, dan kesuburan.
6.      Asesoris : Gendit /Pending berupa rantai perak yang lingkarkan sebagai ikat pinggang, Onggar-onggar ( hiasan berupa bunga-bunga emas yang diselipkan pada konde) jiwang / tindik (anting-anting), Suku /talen/ ketip ( uang emas atau perak yang dibuat bros) kalung dll.

Catatan : Pemakaian alas kaki dibenarkan meskipun pada aslinya tidak digunakan. Alas kaki yang boleh digunakan berupa selop baik yang dibuat dari bahan karet  maupun kulit. Belakangan ini pada wanita yang menggunakan jilbab tetap bisa dibenarkan dengan modifikasi menambah mahkota yang dihias sebagaimana penggunaan konde/cemara
Ø  Ngurisan (Cukuran)
Setelah merarik (nikah) membuahkan hasil (momongan) di Lombok mengadakan upacara ngurisan.
Tradisi “ngurisan” atau cukur rambut bayi pada saat perayaan maulid Nabi Muhammad SAW merupakan tradisi yang sudah lama dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat (NTB). Tradisi “Ngurisan” atau cukur rambut bayi yang baru lahir atau berumur dibawah enam bulan bagi masyarakat Lombok biasanya dilaksanakan di masjid atau musala pada hari-hari besar agama Islam, terutama saat peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Sejumlah bayi digendong orang tua atau kerabatnya di bawa ke masjid bersama dengan beberapa jenis bunga dan beras kuning yang diletakkan dalam sebuah nampan berisi kepingan uang logam. Sebelum prosesi “ngurisan” dilaksanakan oleh para tokoh agama dan masyarakat dari bebeberapa kampung di dalam dan luar, terlebih dulu dimulai dengan “namatan” atau pembacaan ayat-ayat pendek yang dilakukan oleh anak-anak usia sekolah dasar.
Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan kitab barzanji atau riwayat perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa untuk menerima perintah shalat lima waktu sehari semalam dari Allah SWT. Selesai pembacaan kitab barzanji tersebut barulah proses “ngurisan” dilaksanakan bersamaan dengan “selaqaran”. Seluruh tokoh agama dan masyarakat yang diundang harus mencukur atau memegang kepala bayi.
Tradisi itu juga merupakan warisan para orang tua dulu sehingga harus dihormati dan dilestarikan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Masing-masing lingkungan memiliki jadwal yang sudah disepakati oleh warga di lingkungan setempat, sehingga para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang menjadi undangan berasal dari kampung yang belum memiliki jadwal pelaksanaan maulid. Tamu undangan memperoleh penganan berupa kue khas lombok seperti tarek, iwel, tempeyek dan lainnya yang disediakan oleh warga kampung yang mengundang mereka. Pada siang harinya para undangan memperoleh makan siang berupa nasi lengkap dengan lauk pauknya, dan sore hari tamu undangan memperoleh buah-buahan atau yang disebut dengan “dulang penamat” atau makanan terakhir setelah prosesi “ngurisan” berakhir


SISTEM KOMUNIKASI MASSA


Adapun beberapa pendapat para ahli tentang komunikasi massa sebagai berikut :
1.      Menurut bittner komunikaasi massa adalah pesan yang di maskomunikasilkan melalui media massa  pada sejumblah besar orang.
2.      Maletzke mendefinisikan komunikasi sebagai berikut:
a.      Komunikasi massa yaitu setiap bentuk komunikasi  yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis tidak langsung dan satu arah  pada publiik yang tersebar.
b.      Bentuk komunikasi massa dapat di bedakan dari corak yang lama karna memiliki karakteristik utama sebagai berikut diarahkan kepada khalayak yang relatif besar , heterogen, di sampaikan secara an anonim, pesan di sanpaikan secara terbuka,  cendrung berada  atau bergerak dalam organisasi kompleks yang melibatkan biaya besar,  maksudnya  komunikasi massa di artikan sebagai jenis komunikasi yang  di tunjukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,keterogen,dan anonim melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat di terima secara serentak.
Secara sederhana komunikasi massa adalah komunikasi yang melalui media massa yakni media elektronik(televisi, radio,internet), dan media cetak(koran ,majalah,dll).
Sebagaiman definisi-definisi diatas, yaitu komunikasi masa diartikan yaitu jenis komunikasi yang di tunjukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak,
Secara sederhana komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar majalah,radio televisi dan film, secara teknis kita dapat tunjukan 4 tanda pokok komunikasi massa menurut elizabeth-Noelle Neuman(1973)
1.      Bersifat tidak langsung
Artinya imformasi yang disampaikan harus melalui media teknis,
2.      Bersifat satu arah
Artinya tiadak ada fitback langsung atau intraksi lansung antara peserta komunikasi yaitu komunikator dan komunikan, informasi yang di sampaikan hanya terarah ke komunikan.
3.      Bersifat terbuka
Pesan yang di sampaikan di tunjukan kepada publik yang banyak yang tersebar dan tidak terbatas dan anonim
4.      Mempunyai publik yang secara geografis tersebar.
Sistem komunikasi masa juga mempunyai karakteristik psikologis yang has dibandingkan dengan komunikasi intrapersonal , ini nampak pada pengendalian arus imformasi, umpan balik,stimulasi alat indra dan proporsi unsur isi dengan hubungan.
a.      Pengendalian Arus Informasi
Mengendalikan arus informasi artinya mengatur jalanya pembicaraan yang di sampaikan dan yang di terima. Contohnya : Ketika kita membaca tilisan dalam sebuah buku, kita tidak bisa hentikan penulis buku tersebut dengan perkataan ‘’tunggu du lu ada yang belum saya pahami’’  kita terpaksa mengikuti alur dalam buku tersebut tampa bisa mengarahkan tulisan dalam buku  tersebut, kita tentu boleh memberikan garis bawah pada kata-kata yang penting dalam buku tersebut ataupun melempar buku tersebut, atau mengulang kembali yang sudah kita baca. Tetapi kita tidak bisa mempengaruhi pengaran buku untuk meralat atau mengubah penjelasanya dalam buku yang kita baca. Karna kita dan pengaran buku terlibat dalam proses komunikasi massa, dan buku adalah medianya.
            Menurut cassata dan asate(1979) bila arus komunikasi hanya di kendalikan oleh komunikator, sitwasi dapat mengundang persuasi  yang efektif.  Sebaliknya bila khalayak dapat mengatur arus imformasi, sitwasi komunikasi akan mendorong belajar yang efektif.
Dalam sistem komunikasi  massa, komunikator sukar menyesuaikan pesanya dengan reaksi kumunikate. Dalam istilah komunikasi , reaksi khalayak yang di jadikan masukan buat proses komunikasi berikutnya disebut umpan balik.


b.      Umpan Balik
Umpan balik berasal dari teori sibernetika dalam mekanika – teori mekanistik tentang proses mengatur diri secara otomatis.
Norbet Wiener (1954) yang menulis buku  ‘’cybernrtiks and society’’ ia memandang komunikasi dan kontrol itu identik. Sister sibernetika menjelaskan sietem komunikasi yang mengontrol fungsi sistem mekanis, umpan balik adalah metode mengontrol sistem. Dalam sibernetika umpan balik adalah keluaran sistem yang’’ dibalik ‘’ kembali kepada sistem sebagai masukan tambahan dan berfungsi mengatur keluaran berikutnya.
Dalam komuikasi umpan balik dapat di artikan sebagai respons. Peneguhan, dan servomekaanisme intenal. Fisher (1978) sebagai respon, umpan balik adalah pesan yang dikirim kembali dari penerima ke sumber, memberitahu sumber tentang reaksi penerima, dan memberikan landasan kepada sumber untuk menentukan perilaku selanjutnya.
Umpan balik sebagai peneguh , bermula dari psikologi behaviorisme. Respon yang diperteguh akan mendorong orang untuk mengulangi respon tersebut. Sebaliknya respon yang tidak mendatangkan ganjaran atau tdak diperteguh akan di hilangkan. Dalam hubungan ini umpan balik adalah respon  yang berfungsi mendorong  atu merintangi kelanjutan perilaku.
Disini umpan balik ada yang bersifat fositif dan negatif,
a.      umpan balik yang fositif adalah respon yang mendorong prilaku komunikatif berikutnya,  contohnya, seandainya ketika anda sedang menjelaskan suatu hal kepada saya dan anda bertanya,  bagaimana dengan pendapat mu?? Dan saya mengatakan bagus sekali, dan anda bersemangat untuk melanjutkan menjelaskan lagi.
b.      Umpan balik yang negatif yaitu respon yang menhambat prilaku komunikatif, contohnya : ketika seorang dosen mengajar di kelas dan semua mahasiswa yang tidak sepaham denganya maka akan berpengaruh untuk proses komunikasi selanjutnya.
Umpan balik sebagai servo mekanisme berasal dari mekanika. Dalam setiap sistem selalu ada aparat yang memberikan respon pada jalanya sistem, ambillah ‘’rice cooker’’ sebagai contoh, masukan beras dan air kedalamya  dan nyalakan penanak nasi anda, bila penanak nasi itu mencapai panas tertentu panas akan masuk kesistem elektris dan mematikan alat itu secara otomatis, panas itu menjadi umpan balik yang mengatur mekanisme penanak nasi.
Sebagaimana kerangka mengenai umpan balik dalam komunikasi massa, umpan balik sebagai respon mempunyai volume yang  terbatas dan lewat berbagai saluran. Pada komunikasi masa umpan balik sebagai respon bisa dikatakan hanya ‘’zero feedbeck’’ wartawan hampir tidak pernahtau reaksi pembacanya, ia hanya membayangkan reaksi itu hanya didalam benaknya , apakah pembaca itu ekspresinya senag, ceria,cemberut dan lain sebagainya,. Mungkin orang hanya mengirim surat keredaksi, menelpon ke pemancar , tetapi sebagai umpan balik volumenya terbatas dan saluranya hampir selalu tunggal.
Halyang sama trjadi pada umpan balik sebagai peneguhan, redaktur surat kabar majalah, atau penyiar radio dan televisi biasanya memperoleh umpan balik secara terlambat,
Stimulasi Alat indra
Dalam komunikasi massa stimuli alat indra bergantung pada jenis media masa, pada media koran, surat kabar, majalah pembaca hanya melihat, pada radio, khalayak hanya mendengar, dan pada televisi kita mendengar dan melihat.
McLuhan (1964) Ia menguraikan perkembangan sejarah berdasarkan penggunaan media masa. Ia membagi sejarah umat manusia pada tiga babak.
1.      Babak tribal ketika alat indra manusia bebas menangkap berbagai stimuli tanpa dibatasi teknologi komunikasi.
2.      Babak Gutenberg, ketika mesin cetak menyebabkan orang berkomunikasi  secara tertulis dan membaca dari kiri kekanan, disini hanya indra mata yang mendapat stimuli sehingga manusia akan cendrung berfikir linier
3.      Babak Neotribal, ketika alat-alat elektronik memungkinkan manusia menggunakan beberapa macam alat indra dalam komunukasi.

c.       Proporsi  Unsur Isi dan Hubungan
Pada sistem komunikasi intra personal setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus, pada komunikasi intra personal hubungan sangat penting,  namun pada komunikasi masa unsur isilah yang penting.  Contohnya seorang  istri:
Ketika kita berkomunikasi denganpacar kita, pesan yang kita sampaikan kadangkala tidak berstruktur dan tidak sistematis dan sukar disimpan dan dilihat kembali(retriefal). Biasanya tidak kita tidak pernah mengatakan ‘’marilah kita bagi obrolan kita hari ini menjadi 4 bab, dengan judul 1) kasih sayang. 2)ceritakan mantan 3) acara mingguan’’ yag kita bicarakan juga sukar didengar kenbali kecuali kalau kita merekamnya, dalam hubungan komunikasi intra personal yang menentukan efektivitas bukanlah struktur  tetapi aspek hubungan manusiawi,
Dalam Sistem komunikasi massa  berita disusun berdasarkan sistem tertentu dan ditulis dengan menggunakan tanda-tanda baca dan embagian paragraf yang tertif. Pidato dalam radio juga disampaikan secara sistemastis. Dan di televisi  sudah jelas  disiarkan menggunakan urutan yang ditetapkan, pesan media massa juga dapat dilihat dan didengar kembali. Bagian berita yang penting dapat di kliping dan di baca kembali.












Kata pengantar

Puji syukur kehadirat allah swt. Yang telah memberikan kesempatan dan pengetahuan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini, yang nantinya akan membahas dan merangkum mengenai ‘’sistem komunikasi masa’’ dimana nantinya kami akan memaparkan beberapa pengertian komunikasi massa dan efek sistem komunikasi masa bagi personal seseorang.
Sebagaimana yang kita ketahui banyak orang yang menyebutkan bahwa abad ini merrupakan abad komunikasi massa, komunikasi telah mencapai tingkat dimana orang mampu berbicara dengan jutaan manusia secara serempak dan serentak.         teknologi  komunikasi  yang moderen dan mutahir telah menciptakan apa yang di sebut publik dunia, kunjungan obama ke indonesia, pertandingan indonesia melawan laos di fiala AFF, kontak senjata di jalur gaza antar palestina dengan israel dapat disaksikan di seluruh pejuru dunia secara serempak dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin mutahir, sehingga menimbulkan efek baik yang negatif maupun efek yang fositif, dan juga menimbulkan kecemasan dari efek komunikasi massa ini.















Kesimpulan
Masyarakat moderen meman tidak akan terlepas dari komunikasi mass, baik untuk kebutuhan pribadi maupun kebutuhan kelompok, baik untuk mendapatkan imformasi dunia maupun nasional, untuk memenuhi kebutuhanya dalam segi informasi wawasan maupun berbisnis, karna dimana komunikasi massa merupakan komunikasi yang dilakukan melalui media tertentu seperti surat kabar, radio televisi, dan internet.
Sistem komunikasi massa memiliki karakteristik yang berbeda dari komunikasi lainya, seperti pengendalian arus informasi hanya di kendalikan oleh komunukator dan komunikan tidak bisa mengatur alur komunikasi secara langsung, umpan balik, dalam komunikasi massa kecil kemungkinan bahkan tidak ada kemungkinan seorang komunikan memberikan umpan balik kepada komunikator, seperti wartawan,  stimulasi alat indra, dalam proses ini indra manusia dalam menangkap stimuli sangat terbatas, kita hanya mampu menggunakan indra pengelihatan untuk mendapat informasi yaitu dengan membaca, dan hanya menggunakan indra pendengaran untuk mendapatkan informasi dari radio, dan indra pengelihatan dan pendengaran dari televisi. Proporsi unsur isi dengan hubungan, unsur isi dalam media massa sudah diatur sedemikian rupa yaitu secara sistematis berstruktur agar halayak mudah memahami maksud dari pesan yang di sampaikan.










                                             PSIKOLOGI KOMUNIKASI
SISTEM KOMUNIKASI MASSA
IAIN BARU.jpg
Oleh :
 Fahrurrozi : 153.111.001
                                        Roni mahayudidi :153.111.0
                                     


KPI (KOMISI PENYIARAN ISLAM)
FAKULTAS DAKWAH
INTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN ) MATARAM
2012/2013